Kamis, 26 Januari 2012

sejarah akuntansi


Kata Pengantar

“ Om Swastiastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat limpah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Sejarah Perkembangan Akutansi “ ini tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas setengah semester pada Jurusan Akutansi Politeknik Negeri Bali.
Dalam Sejarah Perkembangan Akutansi seperti yang kita ketahui selalu berubah, seiring zaman yang berlangsung. Dimana masyarakat pun menyusuaikan kehidupannya dengan keadaan itu. Sama halnya dengan ilmu akutansi. Memang tidak dipunggkiri lagi , sejarah akutansi berkembang dari periode ke periode. Maka dari itu penulis membuat makalah ini agar pembaca bisa mengetahui perkembangan akutansi dan asal muasal dari akuntansi itu sendiri.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak guna lebih sempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”       

Badung, 21 November 2011

Penyunting

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi ini. Ketika seseorang pemilik warung mencatat pembelian barang dagangnya, mencatat siapa saja yang berutang di warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualannya dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan oprasionalnya di warungnya, maka pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerapkan teknik akutansi. Penerapan pengetahuan di bidang akutansi tentu semakin luas dan kompleks jika harus dihadapkan kepada bisnis dengan skla yang lebih besar.
            Manfaat apa yang diperoleh pemilik warung dengan melakukan hal tersebut? Pada dasarnya pemilik warung memerlukan informasi yang berkaitan dengan aktivitas bisnisnya. Catatan pembelian barang dagang oleh pemilik dengan tujuan ingin mengetahui berapa sesungguhnya harga pokok barang dagangan dan jumlah persediaan barang yang ada. Catatan tentang piutangnya dengan tujuan untuk mengetahui siapa saja yang berhutang di warungnya, berapa jumlahnya dan pada akhirnya menjadi dasar pertimbangan pemilik warung, apakah orang tersebut masih layak diberi utang. Penerapan antara kotak uang masuk dan kotak uang keluar bertujuan untuk mengetahui hasil penjualan di warung, berapa alokasi untuk biaya operasional dan pembelian kembali barang dagang dan menganalisis apakah arus kas warung berjalan baik.
            Untuk perusahaan dengan skala yang lebih dibutuhkan akan sangat banyak dan variasi, Seseorang kepala bagian penjual memerlukan informasi tentang total penjualan yang telah dicapai, apakah di bawh atau di atas target yang ditetapkan. Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang perlu diambil misalnya apakah perlu dilakukan promosi, menetapkan target penjualan yang akan datang, atau member rekomendasi kepada kepala bagian produksi untuk melakukan modifikasi produk. Bagi kepala bagian produksi, informasi, informasi yang dihasilkan oleh proses akuntansi seperti biaya bahan baku, jumlah tenagakerja dan biaya overhead pabrik lainnya sangat dibutuhkan, membandingkan harga pokok lama dengan harga pokok produksi, melakukan efisien yang diperlukan, membandingkan harga pokok lama dengan harga pokok baru, sehingga keputusan apakah produk baru dapat diluncurkan atau tidak. Di sini kita lihat manfaat akutansi dari sisi manajerial, yaitu menyediakan informasi keuangan serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh asset, utang, dan ekuitas dana. Dalam masa sekarang di mana pertanggungjawaban menjadi perhatianpenting di dalam organisasi, maka fungsi akuntansi menjadi semakin penting.
            Manajemen perusahaan bertanggung jawab kepada pemegang saham tentang pengelolaan sumber daya yang dikuasi sebaik mungkin. Mereka juga perlu mengukur hasil yang telah dicapai oleh masing- masing pusat pertanggungjawaban. Informasi yang disampaikan kepada pihak yang menerima pertanggungjawaban akan menjadi dasar pertimbangan dalam membuat keputusan. Misalnya, memberikan penghargaan bagi yang berhasil dan memberikan peringatan dan hukuman bagi yang tidak berhasil. Dengan dikeluarkannya undang-undang perpajakan, manajemen perusahaan juga harus menyelenggarakan laporan yang memadai agar dapat disusun surat pemberitahuan pajak sebagai pertanggungjawaban kepada pemerintah. Bagi individu-individu yang ada dalam organisasi perusahaan,informasi akutansi sangat dibutuhkanuntuk menghitung berapa besar kewajiban pajak penghasilan yang harus dibayarnya. Bagi organisasi nirlaba seperti pemerintah, informasi akuntansi sebagai pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah secara perodik. Di samping itu, informasi akuntansi merupakan wujud transparansi pengelolaan keuangan Negara oleh pemerintah kepada masyarakat, yang menjadi bagian alat control social masyarakat terhadap jalannya roda pemerintahan.

1.2              Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah seperti masalah seperti yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi pokok permasalah yaitu :
1.      Bagaimanakah sejarah perkembangan akutansi dari zaman ke zaman ?

1.3              Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui tentang sejarah perkembangan akuntansi.
b.      Untuk mengetahui bagaimana akutansi digunakan oleh masyarakat.


1.4              Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1.  Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu akuntansi.
2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang lain kepada penulis.
3. Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta generasi yang akan datang.















BAB II
ISI

Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan denga cara sederhana, yaitu dicatat pada batu,kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan  tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang  pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat,  terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri.  Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat.       Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan  dengan lebih baik dan efisien.
Dan akhirnya ada buku standart akuntansi keungan (SAK) Buku ini merupakan referensi bagi akuntan, bisnis, lembaga keuangan dan bank serta mahasiswa.SAK sebagai pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dimengerti dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi.
Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174).
Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi. Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang. Dengan menyusun proyeksi tersebut secara tidak langsung akan mengurangi ketidakpastian, antara lain mengenai kebutuhan akan kas (Sutapa, Rusdi, dan Kiryanto, 2001 : 200).
Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksitransaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun manufaktur. Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer atau pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan, bagimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Holmes dan Nicholls (1989) mengungkapkan bahwa informasi akuntansi yang banyak disiapkan dan digunakan perusahaan kecil dan menengah adalah informasi yang diharuskan menurut undang-undang atau peraturan (statutory).
Selain itu, informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan oleh manajemen perusahaan kecil dan menengah dalam pengggunaan informasi akuntansi sangat terbatas sekali. Philip (1977) mengungkapkan banyak kelemahan dalam praktik akuntansi pada perusahaan kecil. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan dan overload standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan (William et.al, 1989; Knutson dan Henry, 1985; Nair dan Rittenberg, 1983; Wishon, 1985; Murray et al, 1983).
Dari uraian tersebut jelas bahwa industri menengah banyak mengalami kesulitan dalam memahami informasi akuntansi dengan baik. Padahal dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang akan mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan. Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik.
Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi dalam menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan hidup (going concern) industri menengah, maka melalui penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi, sakala usaha, pengalaman usaha dan jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah.
Dalam penelitian ini ketidakpastian lingkungan diposisikan sebagai moderating variable yang merupakan variabel yang dapat memoderasi (memperkuat atau memperlemah) pengaruh pengetahuan akuntansi, sakala usaha, pengalaman usaha, dan jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Variabel ketidakpastian lingkungan sebagai variabel pemoderasi karena variable ini diduga mempunyai potensi yang cukup kuat mempengaruhi pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha dan jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari informasi akuntansi statutori, anggaran dan informasi akuntansi tambahan.






0 komentar:

Posting Komentar